close

Tari Beksan Wireng : Sejarah, Properti, Gerakan dan Pola Lantai

Tari Beksan Wireng – Kekayaan akan budaya yg dimiliki Indonesia tercermin melalui aneka macam karya seni, misalnya tari Beksan Wireng dr Solo.

Tarian yg menggambarkan perwira prajurit ini mulai berkembang sebagai hiburan yg menarik perhatian penduduk dr banyak sekali negara.

Jika tarian tradisional didominasi penari wanita, tokoh utama tarian ini justru laki-laki. Berikut ulasan lebih lengkap seputar tarian ini:

Tari Beksan Wireng


Asal Tari Beksan Wireng Berasal dr Daerah?

Sejarah Tari Beksan Wireng

Jawa Tengah merupakan tempat tarian Beksan Wireng berasal, tepatnya Kasunanan Surakarta yg saat ini disebut sebagai kota Solo.

Terbentuknya nama Beksan Wireng sebetulnya berasal dr adonan dua kata yakni wira (artinya perwira) & aeng (artinya tentara unggul). Dengan begitu, artinya yaitu tarian dr perwira prajurit unggul.

Asal-ajakan Beksan Wireng banyak dibahas dlm Serat Centhini, disusun semenjak 1814 kemudian. Tarian ini sudah ada dr era 11, di zaman kerajaan Jenggala-Kediri.

Tarian ini diciptakan PRabu Amiluhur, yg bermaksud supaya putaranya lebih aktif dlm dunia keprajuritan sembari menggunakan persenjataan perang & rasa cinta kepada negara.

Selain itu, tujuan diciptakannya tarian ini yakni sebagai penyemangat bagi para tentara ketika itu untuk mengasah kemampuannya agar kian hebat & tangkas dlm pertempuran kerajaan. Singkatnya, tarian ini menggambarkan mirip apa peperangan keprajuritan yg tak memiliki kalah ataupun menang.

Baca Juga: Tari Berpasangan


Sejarah Tari Beksan Wireng

Properti Tari Beksan Wireng

Sebagai tarian yg menceritakan keprajuritan, Beksan Wireng tak mengandung dongeng tertentu. Dalam menarikannya, penari dianjurkan untuk menjinjing tombak serta tameng yg menggambarkan kegagahan para tentara dlm berperang membela kerajaannya. Tarian ini kadang-kadang dihubungkan dgn masa Kediri.

Beksan Wireng berkaitan akrab dgn awal Keraton Mangkunegaran mulai tahun 1757 sampai 1987. Perjuangan R.M Said beserta pengikutnya yg setia, berani, & kuat.

Terdapat slogan berjulukan “Tiji Tibeh” yg menggambarkan semangat usaha Tri Dharma. Hal ini tercermin di banyak sekali seni tari yg menceritakan kekuatan, termasuk Beksan Wireng.

Tarian ini meraih kejayaan di masa pemerintahan dr KGPAA Mangkunegara ke-lima. Hal ini pertanda sejarah Kadipaten yg diperjuangkan R.M Said beserta pengikutnya dikala melawan VOC. Ini merupakan perang Suksesi di Tanah Jawa pada 1741 hingga 1757.

Melalui semangat juang yg tergambar dlm Beksan Wireng, diceritakan keberhasilan dlm mengalahkan VOC meski lawan tersebut memakai persenjataan api yg mutakhir.

Pada pada dasarnya, nama Beksan Wireng ini diambil dr dongeng keperkasaan serdadu dr Mangkunegara dlm melawan VOC. Karakteristik yg dimiliki Beksan Wireng sesuai dgn maraknya suasana perang yg terjadi dikala itu, seperti berikut ini:

  • Pemerannya pasangan pria yg sedang berperang.
  • Penari melakukan gerakan yg sama.
  • Tidak mempunyai plot tertentu, melainkan menggambarkan pertempuran dgn bentuk pertarungan.
  • Kostum serta properti yg dipakai sama.
  • Tidak menyertakan lagu srepeg & sampak, melainkan irama serta tempo yg kencang sebab sedang berperang.
  • Instrumen musik cukup terbatas.
  • Tidak memperlihatkan siapa yg menang ataupun kalah, sebab murni berkonsentrasi pada usaha perang.

Baca Juga: Tari Betawi


Properti Tari Beksan Wireng

Asal Tari Beksan Wireng Berasal Dari Daerah?

Dalam membawakan suatu tarian, kadang kala penonton melihat penari mengenakan kostum bermacam-macam sesuai dgn tema & kisah yg dibawakan. Kerapkali pula menenteng properti tambahan misalnya pedang, nampan, topeng, & lain sebagainya tergantung keperluan.

Meski bukan perhatian utama, eksistensi properti sungguh penting untuk menunjang jalannya pertunjukan. Tanpa adanya properti, ada yg kurang lengkap dlm tarian tersebut. Tari Beksan Wireng menggunakan beberapa properti mirip berikut ini:

  • Digunakan untuk luaran busana yg dikenakan penari, memperbesar kesan gagah & kuat. Biasanya memakai warna merah dgn motif bergaris warna kuning.
  • Dalam bahasa Jawa artinya celana, alasannya adalah yg membawakan tarian ini yaitu pria sehingga tak mengenakan rok seperti tarian tradisional yang lain. Bawahan ini biasanya sama dgn jasnya, yakni teladan merah bergaris.
  • Merupakan selendang untuk menari yg dililitkan di badan penari. Penari Beksan Wireng biasanya mengenakan sampur berwarna kuning atau coklat.
  • Kain batik Jawa yg sering digunakan untuk menari maupun keseharian masyarakat di Jawa.
  • Meski penarinya ialah laki-laki, riasan tetap menjadi poin yg penting untuk memperlihatkan kesan tertentu. Riasan yg dikenakan pada penari ialah kumis tebal serta riasan untuk memperbesar kesan gahar & wibawa dr serdadu yg handal.
  • Dililitkan di perut, sehingga jarik mampu terpasang dgn baik & tak mudah jatuh tatkala sedang menari.
  • Pedang serta tameng. Penari Beksan Wireng membawa kedua properti ini untuk menggambarkan terjadinya pertandingan dlm perang.
  • Instrumen musik. Alat ini berfungsi untuk mengiringi penari dikala membawakan tarian. Iramanya tak memakai gending sampak, melainkan kendho. Gendhing ladrang dilanjutkan gending ketawang.

Baca Juga: Tari Bondan


Pola Lantai Tari Beksan Wireng

Beksan Wireng mempunyai pola lantai yg mesti dibarengi oleh penari ketika memperlihatkan tariannya. Melalui teladan, penari bisa mengikuti garis yg terdapat dlm deretan.

Bukan saja untuk mengarahkan posisi, melainkan pula ada makna filosofisnya. Beksan Wireng biasanya memakai dua acuan berikut:

  • Garis lurus yg melambangkan hubungan di antara sesama insan yg sejajar selaku sesama ciptaan Tuhan. Manusia diharapkan saling menghargai & tak melalui batasan antara satu dgn yg lainnya. Dalam contoh ini, penari berdiri dengan-cara sejajar sehingga membentuk garis yg lurus.
  • Berbeda dgn horizontal, vertikal menggambarkan korelasi insan dgn Tuhan sang pencipta. Sehingga nampak garis yg lurus dr depan ke belakang, membuktikan kekerabatan dr atas ke bawah alasannya insan tunduk pada Tuhan.


Gerakan Tari Beksan Wireng

 

Gerakan Tari Beksan Wireng

Tarian Beksan Wireng dibawakan dua pasangan yg seluruhnya laki-laki, dimana seluruhnya memerankan perang sambil menjinjing pedang untuk melawan & tameng untuk bertahan.

Walaupun begitu, tarian ini tak mengandung plot dongeng, melainkan murni menggambarkan adegan tanding (laga). Beksan Wireng pula tak menggunakan lagu, melainkan irama yg temponya cepat.

Gerakan yg ada dlm tarian ini didominasi oleh pertandingan dgn menyerang lawan main memakai properti pedang. Sambil berlindung di balik tameng, penari melaksanakan beberapa gerak yg sesuai irama mirip melompat, berlari, & menghunuskan pedang.


Keunikan Tari Beksan Wireng

Kesenian tari memiliki keunikannya masing-masing, yg menciptakan penduduk mengingat & menyukainya. Begitu pula dgn Beksan Wireng yg mempunyai keunikan tersendiri.

Sebagai kesenian yg asalnya dr Keraton Jawa, hingga kini Beksan Wireng terus dilestarikan. Tarian ini mempunyai beberapa keunikan, mirip berikut:

  • Tidak ada lagu srepeg atau sampeg mirip tarian tradisional yang lain. Iringan yg digunakan yakni irama bertempo cepat, sehingga penduduk bisa turut merasakan ketegangan & intensitas dr pertandingan yg digambarkan lewat tarian.
  • Tarian disajikan dengan-cara murni seputar pertempuran, tetapi tak ada kekalahan maupun kemenangan antara keduanya. Pesan yg ingin disampaikan yakni semangat juang yg tak kunjung berhenti, tercermin lewat lisan & gerakan.
  • Beksan Wireng ada di berbagai serat. Mulai dr serat Centhini, Sastramiruda, Weddataya, hingga Kridhwayangga.


Fungsi Tari Beksan Wireng

Keberadaan sebuah tarian pasti tak lepas dr fungsi tertentu yg meliputinya. Makna yg terkandung dlm tarian menggambarkan hal-hal yg terjadi di masa lampau, selaku peninggalan sejarah tanah air. Beksan Wireng mempunyai beragam fungsi, yakni seperti berikut:

1. Pertunjukan Seni

Seni merupakan hal yg dibutuhkan oleh banyak orang selaku pengisi jiwa. Menyaksikan tarian mempunyai efek terapeutik sendiri, yg dapat membangkitkan kembali semangat, menyalurkan emosi negatif dgn cara yg lebih sehat, hingga katarsis.

Pertunjukan Beksan Wireng mampu disaksikan melalui pentas, pameran kebudayaan, & lainnya. Melalui pertunjukan ini, warga Solo bisa mengenalkan tariannya hingga aneka macam kawasan. Hal ini mampu kuat terhadap peningkatan pariwisata di tempat tersebut.

2. Edukasi

Fungsi yg kedua berhubungan dgn edukasi, dimana pesan yg disampaikan dlm tarian dapat menjadi pelajaran untuk masyarakat akan pentingnya usaha.

Tidak adanya kalah menang pula menyiratkan sebenarnya perang merupakan hal yg menyakitkan & menyebabkan banyak korban sehingga jangan hingga terjadi lagi.

Tarian ini pula sering muncul dlm pelajaran sejarah & kesenian budaya selaku peninggalan dr Solo yg masih lestari hingga kini.

Dengan begitu, kesempatannya generasi muda dapat mengenal usaha serdadu di masa lalu & memperluas pengertian akan kisah kebudayaan dr aneka macam tempat.

3. Sarana dlm Upacara Adat

Fungsi selanjutnya dr tarian Beksan Wireng yaitu ditampilkan di beberapa upacara budbahasa. Tarian ini merefleksikan adanya usaha yg diperlukan dlm menjaga sesuatu yg penting bagi seseorang.

Filosofi ini dapat dikembangkan dlm penduduk & membuat penontonnya mampu mencicipi dorongan semangat yg serupa.

4. Pergaulan & Hiburan

Tarian Beksan Wireng kental akan unsur hiburan sehingga bisa menciptakan penontonnya tertarik & menghayati tarian yg ditampilkan.

Semangat para penari yg tergambar lewat adegan pertarungan dapat menghibur banyak orang sehingga tertular perasaan semangat yg tadinya hilang.

Begitu pula terkait pergaulan yg bisa berkembang. Melalui pertunjukan seni, kesempatanbertambahnya pergaulan cukup tinggi sebab tarian dapat mempertemukan orang dr banyak tempat.

Semua memiliki kebudayaan berlawanan, sehingga dapat membuka obrolan & pergaulan sambil menambah wawasan supaya semakin luas.


Penutup Artikel Tari Beksan Wireng

Demikian ulasan seputar tari Beksan Wireng yg asalnya dr Solo. Tarian yg unik ini melambangkan kekuatan & usaha pantang mengalah dr para tentara dlm mengalahkan pihak-pihak yg mengancam.

Tidak adanya kekalahan maupun kemenangan dlm tarian ini menceritakan bahwa perang sebetulnya bukanlah jalan yg baik & merugikan umat insan.

Kendati demikian, tarian ini masih sering ditayangkan di berbagai acara kebudayaan sebagai bentuk pelestarian seni tari & mengenang jasa para tentara dlm mempertahankan kerajaannya.

Wibawa penari yg menawan ditambah gerakan silat & menyerang dgn pedang menjadikannya menjadi pertunjukan yg seru & mendebarkan.

Tari Beksan Wireng

  TARI SAMAN : Sejarah, Properti, Asal, Gerakan & Pola Lantai